Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Shalat dhuha itu (shalatul
awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang
mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun
karena mulai panas tempat berbaringnya.”
(H.R. Muslim).
Rasulullah SAW bersabda: “Setiap pagi setiap persendian salah seorang
diantara kalian harus (membayar) sadhaqah; maka setiap tasbih adalah sadhaqah,
setiap tahmid adalah sadhaqah, setiap tahlil adalah sadhaqah, setiap
takbir adalah sadhaqah, amar ma’ruf adalah sadhaqah, mencegah
kemungkaran adalah sadhaqah, tetapi dua raka’at dhuha sudah mencukupi
semua hal tersebut”
(H.R. Muslim).
Tetapi yang lebih dalam
dari itu lagi adalah shalat dhuha ini adalah salah amalan yang disukai
Rasulullah saw beserta para sahabatnya (sunnah), sebagaimana anjuran
beliau yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra: “Kekasihku Rasulullah saw
telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua
raka’at dhuha dan witir sebelum tidur” (H.R. Bukhari, Muslim, Abu
Dawud).
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits qudsi: “Hai anak
Adam, tunaikanlah kewajibanmu untuk KU, yaitu sembahyang empat rakaat
pada pagi hari, niscaya Aku akan mencukupi sepanjang harimu.
(H.R. Imam Ahmad, Abu Ya’la).
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits qudsi: “Sesungguhnya di dalam
syurga, ada pintu yang dinamakan pintu DHUHA, maka ketika datang hari
kiamat memanggillah (yang memanggil Allah), dimanakah orang yang selalu
mengerjakan sembahyang atas Ku dengan sembahyang DHUHA? inilah pintu
kamu, maka masuklah kamu ke dalam syurga dengan rahmat Allah”.
(H.R. Thabrani dari Abu Huraerah).